Pertama kali lihat berita musibah Situ Gintung di TV, hal pertama yang aku lakuin langsung menelepon temen or kerabat yang tinggal di daerah Tangerang. Jujur aja, aku ngga tau pasti dimana letak Situ Gintung itu, so aku telponin aja semua orang yang kupikir mungkin terkena musibah itu. Alhamdulillah, they're all fine. Walaupun ada juga yang rusak rumahnya, tapi setidaknya mereka dan keluarganya selamat dari musibah yang mengingatkan kita ma musibah tsunami beberapa taun lalu itu.
Ada cerita ironis dari salah satu temenku yang rumahnya selamat dari musibah itu. Katanya, sekarang jalan menuju dan dari daerah Situ Gintung sering macet parah, jadi butuh waktu lama untuk melintasinya. Penyebabnya bukan hanya karena akses yang terputus aja, tapi lebih karena banyaknya warga yang datang untuk MENONTON musibah itu.
Bahkan temenku itu juga cerita pernah suatu kali dia naik motor menuju ke kantor. Di tengah kemacetan itu, sebuah motor di depannya yang dikendarai sebuah keluarga (bapak - ibu - anak) berhenti dan parkir di pinggir jalan, lalu mereka berdiri dan MENONTON musibah itu, tanpa perduli motornya akan makin memperparah kemacetan di jalan itu.
Pfff, aku ga tau musti comment apa soal ini. N aku ga tau apa yang ada di dalam pikiran mereka, but I think an action is more needed than just a sympathy. Lagipula suatu musibah bukanlah suatu tontonan yang akan menghibur keluarga kan????
No comments:
Post a Comment